Wednesday, February 22, 2012

Kopling Manual : Problem dan Solusinya



Pengguna Koplinh manual bukan hanya dari para pembalap saja. Para pengguna Motor sekarang kebih suka memakai Kopling Manual, terutama para remaja. Mereka cenderung memilih Kopling Manual dikarenakan dapat meningkatkan performa mesin mereka.

Kopling Manual : Problem dan Solusinya
Memasang Kopling Manual itu sangat mudah. Hampir semua bengkel motor bisa memasang Kopling Manual untuk Motor Bebek. Tapi pasti ada saja problemnya.
Apa saja problemnya ?

PORI PADA HASIL PENGELASAN
Kadang hasil las diral masih menimbulkan pori-pori, itu efek umpan diral sekitar kurang panas. Sehingga diral tak bisa saling rapat menyambung. Saat mesin hidup dan terjadi tekanan dari dalam, oli mesin merembes keluar.
Solusinya, proses pengelasan mestinya dilakukan luar dalam. “Khusus nya bagian pinion pengungkit,” urai Samsul Akhmadi pebengkel bubut di Jl. Prapen Panjangjiwo 5, Surabaya.

OLI MESIN NAIK DARI TUAS KOLING
Bukan dari hasil las-lasan saja yang menyebabkan kebocoran oli mesin. Dari celah pinion pengungkit yang diputar lengan kopling, kadang menjadi pemicu keluarnya oli mesin, lantaran salah kontruksi.
Sebab, desain kalter kopling manual yang orsi, sil hanya dijadikan pelindung debu. Sedang oli mesin ditahan oleh bushing dudukan pinion pengungkit yang dirancang presisi.
Solusinya, saat membuat kopling manual, lengkapi dengan bushing pinion pengungkit yang presisi. Berikut dengan sil kedap penahan masuk nya air, debu dan kuat menahan tekanan oli mesin dari dalam.

SETING RUMAH PIN PENEKAN
Ini bagian paling vital. Misalkan rumah pin penekan tak center dengan bearing kopling house, saat tuas kopling dipencet kampas dan plat kopling tak mau bebas. Ini sama halnya dengan mempercepat umur pemakaian kampas kopling, sebab mudah terbakar.
Solusinya, saat memasang dan mengelas rumah pin penekan, pastikan rumah pin penekan menapak siku di dinding calter.

No comments:

Post a Comment